GURU MINAH (Sang Muballigh Besar Di Zaman Penjajah)
Menyebarkan ajaran agama dimasa penjajahan bukanlah kegiatan yang mudah. Selain melakukan kegiatan dakwah di bawah pantauan dan dikte bangsa penjajah, sang muballig juga menyebarkan Islam di tengah-tengah masyarakat awam yang masih kental dengan faham animisme. Masyarakat masih lebih banyak bergantung pada kekuatan benda-benda. Begitulah masa-masa di mana Guru Mukminah atau lebih dikenal dengan Nama Guru Minah berdakwah mengajarkan Islam. Guru Minah adalah sosok muballig besar di zamannya.
Apabila dilihat dari kegiatan dakwah di zaman sekarang,
mungkin apa yang telah dilakukan Guru Minah bukanlah hal yang luar biasa.
Tetapi bila dikaitkan dengan keadaan zaman dahulu, maka kemampuan dan
keberaniannya dalam menyebarkan ajaran Islam merupakan sesuatu yang istimewa.
Ia berdakwah dalam baying-bayang faham animisme dan tak luput dari tekanan
imperialism.
Di masa itu, Pulau Lombok, NTB sedang dikuasai oleh kerajaan
Karang Asem dari Pulau Bali. Belanda kemudian masuk dan melumpuhkan kekuasaan
kerajaan Hindu yang telah mempengaruhi system kehidupan masyarakat Suku Sasak
selama ratusan tahun. Pada tahun 1894 Lombok terbebas dari pengaruh Karangasem
akibat campur tangan Hindia Belanda yang masuk karena pemberontakan orang
Sasak. Tetapi Lombok secara otomatis berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda.
Keberadaan keduanya bukanlah situasi yang baik bagi kehidupan masyarakat Sasak.
Pengaruh Bali dan Belanda justru memporak-porandakan system kearifan local di
bidang ekonomi, social, budaya dan agama.
Di bawah pengaruh penjajahan, masyarakat pulau Lombok tentu
saja tidak dapat berkembang. Mereka tetaplah sebagai masyarakat terkungkung
yang tak memiliki visi dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik di masa
mendatang. Menjalani kehidupan apa adanya dengan menjalankan rutinitas mencari
makan di bawah tekanan. Kehidupan spiritualnya masih tergantung pada kekuatan
benda-benda dan keyakinan pada kekuatan-kekuatan gaib. Mereka masih berada
dalam lingkungan animism.
Pada situasi itulah Guru Mukminah tampil member penerahan
kepada masyarakat di sekitar beliau. Ia mengajak masyarakat untuk lebih
mengenal bangsanya, dan menyebarkan ajaran agama Islam. Beliau memberikan
pelajaran mulai dari membaca kitab suci Al Qur’an dan kitab-kitab yang lain.
Beliau juga mengajar dari satu tempat ke tempat lainnya.
Dengan demikian, Guru Minah yang sebenarnya memiliki nama
asli Lukmanul Hakim ini bukanlah orang biasa. Selain memiliki pemahaman ilmu
agama yang tinggi, beliau adalah sosok terdidik, berpengalaman dan pemberani.
Tak heran jika beliau banyak memiliki banyak hubungan dengan ulama’-ulama’
besar di Makkah. Konon, tiga hari sebelum salah satu putera beliau lahir, Ia
didatangi oleh dua orang waliyulloh dari Hadramaut dan Maghribi yang secara
kebetulan keduanya bernama “Saqqaf”. Kedua waliyulloh itu berpesan kepada Guru
Minah agar anaknya yang akan lahir itu diberi nama “Saqqaf” juga, yang artinya “atapnya
para wali pada zamannya”. Maka lahirlah seorang putera beliau yang selanjutnya
diberi nama “Saqqaf” atau dalam ejaan bahasa Indonesia menjadi “Saggaf” dan
dalam dialek bahasa Sasak menjadi “Segep”. Putera beliau inilah yang
selanjutnya menjadi Ulama’ Besar di Gumi Sasak dan mendirikan organisasi
Nahdlotul Wathon (NW), organisasi terbesar di Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Muballigh Kaya, Berperan Lahirkan NW
Barang kali masih banyak masyarakat pulau Lombok, yang belum
familiar dengan nama Guru Minah, kecuali abituren, pencinta dan simpatisan
Nahdlotul Wathon (NW) yang pernah belajar tentang Ke-NW-an. Akan tetapi
penjelasan tentang sosok ayah dari pendiri NW, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul
Majid ini sangat terbatas lantaran tidak ditemukannnya dokumen tertulis tentang
biografi beliau karena hilang ketika sebuah kebakaran pernah melanda rumah
beliau di Kampung Bermi, Pancor, Lombok Timur. Namun berdasarkan penelusuran
Tabloid GM, akhirnya berhasil ditemukan serpihan-serpihan informasin tentang
beliau. Ketua Ikatan Keluarga Bani Abdul Majid yang sekaligus cucu dari Guru
Minah, yakni H. Abdul Kabir memaparkan apa yang ia dengar dari cerita ayahnya,
yakni H. Mahsun Aini.
Guru Minah yang setelah menunaikan ibadah haji bernama H.
Abdul Majid ternyata sangat memiliki peranan besar dalam membidani cikal bakal
lahirnya NW yakni organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, sosial dan
dakwah ini tak lepas dari visi besarnya dalam mengembangkan dakwah Islam di
Gumi Sasak. Guru Minah memiliki pandangan jauh ke depan dalam mengemban misi
penyebaran ajaran Islam Ahlussunnah Wal
Jama’ah.
Sebagai seorang muballigh dan guru ngaji beliau telah
menyiapkan generasi penerusnya. Ia bekali putera-puteranya dengan ilmu agama
yang kuat. Bahkan empat dari empat belas anaknya dikirim ke Makkah untuk
belajar agama. Salah satunya adalah TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid yang
setelah pulang dari Makkah mendirikan Nahdlotul Wathon Diniyah Islamiyyah
(NWDI) dan Nahdlotul Banat Diniyah Islamiyyah (NBDI) di Pancor Lombok Timur.
Menyekolahkan anak di luar negeri kala itu bukanlah sesuatu
yang lazim di sebuah daerah kecil di bawah bayang-bayang penjajah, ternyata
Guru Minah mampu mengirim putera-puteranya belajar hingga ke Makkah. Dapat
dibayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai sekolah
putera-puteranya itu. Konon untuk membiayai pendidikan Saggaf yang belajar di
Makkah ditemani ibunya Hj. Halimatussa’diyah, Guru Minah menghabiskan biaya
senilai dua hektar tanah setahun selama 12 tahun. Yang mana pada saat itu harga
tanah sangatlah tinggi.
Ternyata selain menjadi da’i dan guru ngaji, Guru Minah
merupakan saudagar kaya raya. Beliau adalah seorang pedagang yang diberikan
otoritas oleh pemerintah kerajaan Bali untuk membeli hasil-hasil bumi untuk
dijual ke saudagar-saudagar Cina yang berpusat di Labuhan Haji. Tak hanya itu,
sebagai orang yang sudah bisa baca tulis aksara Bali, Guru Minah juga dipercaya
oleh pemerintah kerajaan Bali menjadi juru ukur tanah.
Pada tahun 1940 dalam usia 120 tahun, Guru Minah meninggal
dunia. Beliau telah banyak memberikan sumbangsih untuk membangun bangsa Sasak
melalui kegiatan dakwahnya. Guru Minah adalah muballigh besar dizamannya.
Dengan pengetahuan, kemampuan, keberanian dan kerja keras beliau telah berhasil
melahirkan ulama’ besar yang memimpin ummat yakni TGKH. Muhammad Zainuddin
Abdul majid, sang pendiri NWDI, NBDI dan NW.
Sumber: Tabloid Dakwah
Guru Minah Edisi I
Do you need a quick long or short term loan with a relatively low interest rate as low as 3%? We offer business loan, personal loan, home loan, auto loan, student loan, debt consolidation loan e.t.c. no matter your credit score. We are guaranteed in giving out financial services to our numerous clients all over the world. With our flexible lending packages, loans can be processed and transferred to the borrower within the shortest time possible. We encourage you to contact us and learn more about the loans service we offered. If you have any questions or want more information about our company, please do not hesitate to contact us: ronniefinancehome247@gmail.com
ReplyDeleteFull Name:
Amount Needed:
Duration:
Country
Cell No:
Sex:
Best Regards
Whatsapp +91 93118 56893
Dr. Mark Thomas